Belajar adalah sebuah proses perubahan yang dilakukan secara terus
dan berkesinambungan. Oleh karena itulah, maka setiap subyek pembelajaran harus
benar-benar memusatkan konsentrasi dirinya pada setiap hal yang
dipelajari-nya. Setiap subyek belajar harus melakukan segala hal berkaitan
dengan proses pembelajarannya secara efektif dan efisien agar pencapaian tujuan
belajar sesuai dengan programnya.
Menyadari hal tersebut, maka setiap subyek
belajar harus menetapkan tujuan belajarnya secara pasti dan benar-benar dapat
dicapainya. Dengan kata lain semua acuan yang hendak dicapai oleh subyek
belajar merupakan sesuatu yang jelas dan terarah. Hanya dengan cara seperti
ini, maka proses belajar yang dilakukan oleh subyek belajar merupakan kegiatan
yang benar-benar ter-program.
Tetapi pada kenyataannya, sekarang ini sangat banyak subyek didik
yang sama sekali tidak mempunyai tujuan pembelajaran yang pasti. Mereka
melak-sanakan atau mengikuti proses pembelajaran hanyalah sekedar menuruti
ke-inginan orang tua semata. Mereka sama sekali tidak mempunyai gambaran yang
jelas tentang segala sesuatu yang dilakukannya berkaitan dengan proses
pembel-ajarannya.
Fenomena ini terjadi hampir pada setiap tingkat satuan pendidikan
dan jenis sekolah. Peserta atau subyek belajar telah kehilangan gambaran
tentang segala hal yang harus dilakukannya selama proses belajar sehingga jelas
arah kegiatannya. Mereka hanyalah air sungai yang mengalir mengikuti
lekuk-lekuk sungai tanpa mempunyai tujuan pribadi. Kemana arus mengalir, maka
air mengikuti hingga ke laut.
Proses pembelajaran sebagai kegiatan yang berorientasi kepada
kehidupan di masa mendatang sangat membutuhkan orang-orang yang mampu
memandang masa depan sebagai tujuan terbaik. Bahwa kehidupan masa depan dimulai
dari kehidupan sekarang dan kehidupan sekarang merupakan perencanaan untuk
kehidupan di masa mendatang. Jika kita ibaratkan, kehidupan yang hendak kita
tuju adalah di seberang sungai, maka orientasi kita adalah bagaimana kita dapat
mencapai tempat tersebut. Oleh karena itulah, maka kita membangun jembatan
sebagai penghubung dan cara untuk mempermudah kita hingga sampai ke seberang
sungai. Kita juga dapat memanfaatkan sampan, perahu agar dapat mencapai
seberang. Jembatan, sampan atau perahu itulah yang kita katakana sebagai
pendidikan atau pembelajaran. Pendidikan adalah alat bagi kita untuk dapat
mencapai kehidupan di masa depan dengan gemilang.
Pada saat sekarang, pemikiran seperti itu, boleh dikatakan sudah
sedemikian tipisnya sehingga anak-anak yang sedang mengikuti proses
pembelajaran, pendidikan hanyalah menjadi semacam robot yang hanya bergerak
ketika ada yang memerintah atau memberi access untuk melakukan sesuatu. Mereka
sama sekali tidak memiliki pola atau cara pandang divergen apalagi yang
konvergen- divergen. Cara pandang divergen dapat kita katakana sebagai cara
panjang yang mengerucut pada ujungnya sebagai titik acuan yang hendak dicapai
dalam kehidupan.
Mereka sama sekali tidak mempunyai perhatian yang memusat. Cara
pandang konvergen-divergen merupakan gabungan antara konvergen dan divergen.
Cara pandang konvergen merupakan cara pandang yang sedemikian meluasnya
sehingga tidak diketahui titik acuan yang hendak dicapai. Anak-anak terlalu
luas proyeksi yang hendak dicapainya sehingga hal tersebut justru membuatnya
tidak terfokus pada hal yang diinginkannya. Dengan demikian, maka kombinasi
kedua cara pandang ini merupakan cara efektif untuk mengembangkan diri
seluas-luasnya kemudian pandangan yang luas tersebut diorientasikan pada titik
acuan yang terpusat.
Pola hidup serba instant
Pola hidup serba instant menjadi salah satu penyebab anak didik
tidak mempunyai orientasi masa depan yang jelas. Bagi mereka segala kebutuhan
hidup merupakan sesuatu yang begitu gampang untuk didapatkan. Mengapa harus
susah payah memikirkan dan mengusahakan kondisi kehidupan sebab semua memang
sudah baik bagi mereka. Mereka selalu mendapatkan segala keinginan tanpa harus
bersusah payah. Misalnya saat mereka butuh makan mi, maka mereka tidak perlu
harus meramu bumbu sebab ada mi instant yang begitu gampang untuk memasaknya.
Tidak perlu mengiris bawang, lombok, atau bumbu-bumbu lainnya.
Anak sekarang selalu dihadapkan pada kondisi yang telah disiapkan
secara matang dan mereka tinggal menikmati semua itu. Kita dapat melihat
kenyataan bahwa untuk mencuci pakaian saja mereka tidak perlu bersusah payah
menggunakan tenaga, cukup menggunakan mesin cuci, maka semua beres. Bahkan tidak
sedikit yang walaupun sudah besar, tetapi saat emncuci pakaian, menunggu sang
ibnu mencuci dan menitipkannya. Belum lagi ketika kita membicarakan transport
ke sekolah. Mereka selalu menuntut untuk dibelikan sepeda motor dan tidak mau
berangkat sekolah menggunakan sepeda onthel.
Tentunya di dalam dunia pendidikan hal-hal instant-pun tidak
jarang kita temui, misalnya buku yang sudah dilengkapi dengan kunci jawaban
untuk soal-soal yang ada di dalam buku tersebut. Nak-anak tidak perlu
repot-repot mencari jawaban dengan menghitung atau memikirkannya sehingga otak
terasa panas, melainkan cukup melihat kunci yang ada di halaman belakang buku
atau lembaran tersendiri dari sebuah buku. Tentunya hal seperti ini bukan lagi
sebuah rahasia. Sebab anak-anak sekarang sangat sulit dan ogah untuk diajak
berpikir sedikit berat. Mereka enggan memebebani otak dengan masalah-masalah
kehidupan, dalam hal ini pelajaran. Mereka seringkali mengabaikan hal belajar,
dan mereka lebih suka hura-hura daripada belajar.
Kehidupan yang serba enak merupakan bayangan praktis dan menjadi
keinginan, tetapi sayangnya hal tersebut tidak diimbangi dengan langkah
konkrit, yaitu langkah untuk mempersiapkan segala hal berkaitan dengan upaya
untuk mencapai keinginannya. Mereka justru tenggelam dalam kesenangan semu
dengan menyantap dan menelan segala hal yang bersifat instant. Yang terpenting
bagi mereka adalah senang dan tidak ada istilah susah dengan kerja keras.
Kesenangan bagi mereka tidak harus didapatkan dari kerja keras. Kesenangan
didapatkan dengan bergembira dan melupakan segala beban
Kehidupan serba instant memang merupakan harapan bagi semua orang,
sehingga mereka merasakan kebahagiaan yang benar-benar bahagia. Tetapi, kita
perlu mengingat bahwa kebahagiaan yang didapatkan seseorang di dalam kehidupan
ini tidak terlepas dari kerja keras pada umumnya. Oleh karena itu, adalah
sangat tidak bijak jika anak-anak sekarang mengabaikan factor kerja keras yang
mendasari setiap keberhasilan dan pada akhirnya memberikan kebahagiaan hidup.
Perlunya orientasi atau arah dalam proses belajar
Kita sudah menyadari bahwa proses belajar tidak dapat dilalui
dalam waktu yang pendek. Proses belajar membutuhkan waktu yang sangat lama,
panjang bahkan seumur hidup kita harus melakukan proses belajar. Proses beajar
dilakukan sebagai bagian kehidupan yang tidak terpisahkan. Belajar dan
kehidupan adalah satu kesatyuan yang terikat sedemikian rupa sehingga tidak ada
seorangpun yang hidup tanpa proses belajar. Sejak kita masih bayi, proses
belajar sudah kita lakukan.
Dan, yang paling penting di dalam hal ini adalah bahwa setiap
proses belajar selalu diikuti dengan kesadaran atas pentingnya tujuan yang
hendak dicapai dari proses belajar tersebut. Dengan orientasi yang jelas, maka
seseorang dapat melakukan perencanaan dan kalkulasi kebutuhan sehingga
orientasi belajar tersebut dapat tercapai. Perencanaan dan kalkulasi inilah
yang memung-kinkan bagi seseorang untuk dapat dan tidaknya mencapai tujuan
pembelajar-annya.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita, para guru untuk
dapat membangkitkan semangat belajar anak didik kita dengan mencoba untuk
membangun gambaran masa depan yang akan dialami oleh anak didik. Gambaran
inilah yang selanjutnya dapat kita katakana sebagai orientasi masa depan. Anak
didik harus mempunyai gambaran ini sebab hanya dengan modal inilah, maka anak
didik dapat mengerucutkan proses belajarnya sesuai dengan orientasinya
tersebut.
Orientasi masa depan menjadi penyemangat bagi anak didik untuk
belajar lebih giat dan terencana secara baik. Hal ini sangat penting bagi
kelangsungan dan kesinambungan program atau proses pembelajarannya. Apalah
jadinya seseorang yang berjalan tetapi sama sekali tidfak memiliki orientasi
kemana dia menuju? Tentunya langkah atau perjalanan tidak bakal sampai pada
tujuan yang sebenarnya. Perjalanan pasti membias pada berbagai tujuan yang
tidak jelas. Berbagai keinginan menjadi satu sehingga membuat rancu langkah dan
hal tersebut menjadikan hilangnya kesempatan untuk men-capai tujuan yang
sebenarnya.
Sebagai kegiatan yang terprogram dan sistematis, maka proses
pembel-ajaran mengharuskan pelakukan mempunyai pandangan atau gambaran tujuan
masa depannya. Disinilah pentingnya orientasi masa depan sebagai salah satu
penyemangat menuju perubahan diri menuju kondisi yang lebih baik. Dengan
orientasi masa depan yang terpetakan, maka segala hal yang dibutuhkan untuk
pencapaiannya dapat disusun secara sistematis dan jelas terhadap segala hal
yang harus dilakukan sehingga tercapai semua tujuan belajar.
Oleh karena itulah, maka kita sebagai guru harus mampu
mem-bangkitkan kesadaran anak didik terhadap pemantapan orientasi masa
depan-nya sehingga semangat belajar menjadi berlipat dan upaya penngkatan
kualitas pendidikan dapat tercapai sebab anak didik bakal menempatkan diri
sebagai subyek belajar. Dengan kesadaran atas masa depan, maka anak diidk bakal
menyadari bahwa mereka harus aktif dalam proses belajar.
Jika kita menelaah lebih lanjut, maka setidaknya kita harus
mengakui bahwa eksistensi masa depan bagi anak didik merupakan sebuah impian
yang harus dicapai. Masa depan adalah mimpi-mimpi indah yang secara sadar telah
ditanamkan di dalam hati dan ditekadkan untuk dapat dicapai sehingga secara
tersistem dan terprogram dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, maka terlihat jelas betapa pentingnya kita
menekadkan masa depan sebagai tujuan yang harus dicapai oleh anak didik. Kita
menyadari bahwa untuk dapat meningkatkan kualitas diri, maka kita harus
menanamkan pola pemikiran tentang masa depan sehingga terpacu untuk segera
menggapai tujuan tersebut. Bukankah kita hanya terpikat jika ada sesuatu yang
terbaik yang bakal kita dapatkan jika kita melakukan sesuatu? Bukankah dengan
berkeingin-an untuk memperbaiki masa depan merupakan hal yang paling memikat
bagi siapa saja, khususnya anak didik.
Bagaimana kita dapat melakukan proses pembelajaran jika ternyata
kita tidak mempunyai pandangan ke masa depan? Apa yang harus kita usahakan jika
ternyata kita hanya berpikir utuk masa sekarang saja? Kita memang hidup di
jaman sekarang, tetapi sebenarnya kita hidup untuk masa depan. Saat sekarang
adalah saat dimana kita harus berusaha sekuat tenaga untuk men-dapatkan
berbagai hal yang kita inginkan. Inilah yang kita namakan sebagai orientasi
masa depan!
Orientasi masa depan memang sangat penting bagi orang-orang yang
mempunyai impian hidup yang lebih baik. Hanya orang-orang yang mem-punyai
impian, memegang impian dan sekaligus mengusahakan terwujudnya impian saja yang
mempunyai jaminan di masa depan. Sebab orientasi masa depan adalah jembatan
menuju masa depan yang sesungguhnya.
Demikianlah pentingnya orientasi masa depan bagi anak didik
sehingga di dalam dirinya tumbuh kesadaran bahwa langkah pertsiapan atau proses
pembelajaran yang diikutinya adalah untuk mengusahakan masa depan yang lebih
baik dari sekarang atau sebelumnya. Semoga seperti itu halnya! Amien!
Sumber :
Mohammad Saroni,
Guru SMK Brawijaya dan PGRI Kota Mojokerto